Sabtu, 19 November 2011

Jangan Mengeluh, Saudaraku.....!

Saat pengasilanmu Rp. 100.000  perbulan, yang minta sedekah hanya pengemis. Itupun tidak setiap hari, tidak setiap minggu bahkan mungkin tidak setiap bulan. Untuk mereka mungkin cukup dikasih 1000 perak atau  500 perak atau mungkin hanya 100 perak.

Saat penghasilanmu Rp. 500.000  perbulan, selain pengemis akan ada juga yang minta sedekahmu. Mungkin ada panitia pembangunan masjid yang minta sumbangan di jalan raya, mungkin ada yang minta sumbangan untuk pembangunan sarana umum di lingkungan RT-mu, mungkin hanya sebatas sumbangan untuk kegiatan keagamaan di mushollamu. Berilakanlah sebagian rizkimu untuk mereka. Toch..tidak setiap bulan mereka datang. Mungkin hanya setahun sekali.

Saat penghasilanmu Rp. 1.000.000  perbulan, yang akan datang meminta sedekahmu bukan lagi hanya dari lingkungan RT atau RW-mu, tapi mungkin panitia pembangunan sarana keagamaan atau sarana umum di RT/RW lain di desamu akan datang juga. Berilah mereka jumlah yang ideal dengan ukuran penghasilanmu.  Toch, tidak akan setiap bulan yang datang minta sumbangan.

Saat penghasilanmu Rp. 3 juta atau 5 juta perbulan, yakinlah akan lebih banyak lagi orang datang untuk meminta sedekahmu. Bukan hanya berasal dari wilayah desamu, tapi juga penitia-panitia di tetangga desamu juga akan datang minta sumbangan. Proposalpun mungkin tidak hanya setahun sekali atau setahun dua kali, tapi mungkin datang setiap 2 atau 4 bulan sekali. Di samping panitia pembangunan, akan datang juga saudaramu, tetanggamu atau sahabatmu yang minta belas kasihmu untuk meminjamkan uang. 

Saat penghasilanmu Rp. 10 juta-15 juta perbulan, jangan kaget jika proposal di rumahmu akan datang setiap bulan. Bukan hanya dari wilayah desa atau kecamatanmu, tapi mungkin juga dari kecamatan-kecamatan tetanggamu. Akan lebih banyak juga yang datang kepadamu untuk meminjam uang demi keperluan yang mendesak. Dan jangan mengharap mereka akan dapat membayar sesuai dengan waktu perjanjian. Berilah waktu yang cukup bagi mereka untuk dapat membayarnya.

Saat penghasilanmu sudah 20 juta atau 30 juta atau bahkan lebih, bersiap-siaplah untuk mendapatkan proposal di rumahmu atau di tempat kerjamu 3-10 proposal setiap bulan. Tentu dengan jenis dan beragam keperluan. Mungkin ada proposal untuk bantuan kegiatan atau pembangunan sarana keagamaan, sarana umum, bantuan modal usaha, bantuan uang biaya rumah sakit, dan lain-lain. Dan tentunya proposal tersebut bukan hanya berasal dari wilayah kecamatan atau kabupatenmu, tapi mungkin juga dari kabupaten lainnya.

Begitulah Allah menciptakan makhluk dengan segala tanggungjawab dan beban hidupnya.
Allah tidak akan memberikan beban dan tanggungjawab di luar kemampuan kita.

Semakin besar Allah memberikan harta maka sebagian besar amanat dan beban tanggungjawab kita.
dan tentunya semakin besar godaan yang akan menerpa kita.

Jangan mengeluh Saudaraku...
Ketika permintaan sedekah/proposal  dari sesama kita datang kepada kita
karena
engkau akan mengeluh jika Allah mencabut harta yang kau miliki.......
wallahu a'lam


Rabu, 16 November 2011

DPRD Desak Pemkab Kucurkan Dana Stimulan Pilkades

23.11 | , |

Majalengka--Wakil Ketua DPRD Majalengka, Nasir, meminta Pemkab Majalengka untuk melaksanakan Perda Nomor 14/2006 tentang Pemerintahan Desa dan Perbup Nomor 7/2007 tentang Pedoman Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan Calon Kepala Desa. Salah satu isi dari Perda dan Perbup itu, Pemkab harus memberikan stimulan untuk penyelenggaraan pemilihan kepala desa. 

"Tahun 2012 Pemkab harus kembali menganggarkan untuk stimulan penyelenggaran pemilihan kepala desa, minimal untuk biaya cetak kertas suara dan operasional", Ujar politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. 

Dikatakannya, Pemkab Majalengka sudah pernah melaksanakan isi Perda dan Perbup itu pada tahun 2007-2009. Namun sejak Majalengka dipimpin oleh Bupati H. Sutrisno, anggaran untuk bantuan penyelenggaran pemilihan kepala desa dihilangkan. Penghilangan anggaran tersebut, lanjut politisi asal Kecamatan Leuwimunding ini, dikarenakan ada asumsi dari pihak eksekutif bahwa bantuan tersebut tidak efektif. Pasalnya walaupun ada bantuan dari pemkab tetap saja anggaran penyelenggaraan pemilihan kepala desa besar. 

"Kasus pembengkakan anggaran Pilkades di beberapa desa saya pikir jangan jadi alasan dihentikannya bantuan pemkab. Sebab di beberapa desa lain, bantuan tersebut sangat membantu meringankan beban para calon kades", katanya.

Menurut Ketua DPC PKB Majalengka yang sudah tiga periode duduk di legislatif ini, adanya anggaran Pilkades yang tinggi harus disikapi secara arif oleh Pemkab. Selain karena faktor jumlah pemilih yang bervariasi antara satu desa dengan desa yang lain, juga karena belum ada ketentuan yang mengatur komponen-komponen dan batasan tertinggi anggaran pilkades. Sehingga besaran jumlah anggaran Pilkades akhirnya diserahkan kepada panitia pilkades.  Karenanya, lanjut Nasir, Pemkab juga harus mengatur atau setidak memberikan arahan melalui camat kepada panitia pilkades untuk menyusun anggaran pilkades dengan memperhatikan asas efektifitas dan efesiensi anggaran. 

"Jika menemukan komponen anggaran yang tidak rasional, camat bisa mengusulkan untuk dicoret. Intinya jangan sampai anggaran pilkades terlalu memberatkan para calon", pungkasnya. (C-22/Kabar Cirebon)

Minggu, 06 November 2011

Kisah Teladan : Qurban Bu Sumi

Kisah ini terjadi ± tahun 1995, sudah cukup lama memang,  namun setiap ingin memasuki I’dul Adha saya selalu teringat dengan kejadian yang pernah saya alami ini, dan sampai saat ini saya tidak pernah melupakannya.

Awalnya saat saya sedang menjajakan dagangan bersama teman (kami berempat waktu itu), kami mengeluh karena sudah 3 hari kami berdagang baru 6 ekor yang terjual, tidak seperti tahun sebelumnya, biasanya sudah puluhan ekor laku terjual dan hari raya sudah didepan mata (tinggal 2 hari lagi). Kami cukup gelisah waktu itu. Ketika sedang berbincang salah seorang teman mengajak saya untuk sholat ashar dan saya pun bersama teman saya berangkat menuju masjid yang kebetulan dekat dengan tempat kami berjualan. Setelah selesai sholat, seperti biasa saya melakukan zikir dan doa. Untuk saat ini doa saya fokuskan untuk dagangan saya agar Allah memberikan kemudahan semoga kiranya dagangan saya laku/ habis terjual.

Setelah selesai saya dan teman kembali bergegas untuk kembali ke tempat kami jualan, dari kejauhan kami melihat ditempat kami berjualan banyak sekali orang disana dan terlihat teman kami yang berada disana kesibukan demi melayani calon pembeli. Akhirnya saya dan teman saya berlari untuk cepat membantu melayani teman kami. Alhamdulillah pada saat itu sudah ada yang membeli beberapa ekor kambing. “Terima kasih Ya Robb, Engkau telah mendengar dan menjawab doa kami”, Syukur saya dalam hati.

Namun setelah semuanya terlayani dan keadaan kembali normal, saya melihat seorang ibu-ibu sedang memperhatikan dagangan kami, seingat saya ibu ini sudah lama berada disitu, pada saat kami sedang sibuk ibu ini sudah ada namun hanya memperhatikan kami bertransaksi. Saya tegur teman saya “Ibu itu mau beli ya ? dari tadi liatin dagangan terus, emang gak ditawarin ya ?, sepertinya dari tadi udah ada disitu. Kayaknya Cuma liat-liat aja, mungkin lagi nunggu bus kali. Jawab teman singkat. Memang sih kalau dilihat dari pakaiannya sepertinya gak akan beli ( mohon maaf.. ibu itu berpakaian lusuh sambil menenteng payung lipat ditangan kanannya) kalau dilihat dari penampilannya tidak mungkin ibu itu ingin berqurban.

Namun saya coba hampiri ibu itu dan coba menawarkan. “Silahkan bu dipilih hewannya, ada niat untuk qurban ya bu ?. Tanpa menjawab pertanyaan saya, ibu itu langsung menunjuk, “Kalau yang itu berapa bang ?” Ibu itu menunjuk hewan yang paling murah dari hewan yang lainnya. Kalau yang itu harganya Rp. 600.000,- bu, jawab saya. Harga pasnya berapa bang ?, gak usah tawar lagi ya bu... Rp. 500.000 deh kalau ibu mau. Fikir saya memang dari harga segitu keuntungan saya kecil, tapi biarlah khusus untuk ibu ini. “Uang saya Cuma ada 450 ribu, boleh gak”. Waduh... saya bingung, karena itu harga modal kami, akhirnya saya berembug dengan teman yang lain. “Biarlah mungkin ini jalan pembuka untuk dagangan kita, lagi pula kalau dilihat dari penampilannya sepertinya bukan orang mampu, kasihan, hitung-hitung kita membantu niat ibu itu untuk berqurban”. Sepakat kami berempat. “Tapi bawa sendiri ya.. ?” akhirnya si ibu tadi bersedia, tapi dia minta diantar oleh saya dan ongkos bajaj-nya dia yang bayar dirumah. Setelah saya dikasih alamat rumahnya si ibu itu langsung pulang dengan jalan kaki. Saya pun berangkat.

Ketika sampai di rumah ibu tersebut. Subhanallah..... Astaghfirullaah..... Allahu Akbar, merinding saya, terasa mengigil seluruh badan saya demi melihat keadaan rumah ibu tersebut.

Ibu itu hanya tinggal bertiga dengan orang tuanya (ibunya) dan satu orang anaknya di rumah gubuk dengan berlantai tanah dan jendela dari kawat. Saya tidak melihat tempat tidur/ kasur, yang ada hanya dipan kayu beralas tikar lusuh. Diatas dipan sedang tertidur seorang perempuan tua kurus yang sepertinya dalam kondisi sakit. “Mak ... bangun mak, nih liat Sumi bawa apa” (oh ternyata ibu ini namanya Sumi), perempuan tua itu terbangun dan berjalan keluar. “Ini ibu saya bang” ibu itu mengenalkan orang tuanya kepada saya. Mak Sumi udah beliin kambing buat emak qurban, ntar kita bawa ke Masjid ya mak. Orang tua itu kaget namun dari wajahnya terlihat senang dan bahagia, sambil mengelus-elus kambing orang tua itu berucap, Allahu Akbar, Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga emak qurban.

“Nih bang duitnya, maaf ya kalau saya nawarnya telalu murah, saya hanya kuli cuci, saya sengaja kumpulkan uang untuk beli kambing yang mau saya niatkan buat qurban ibu saya. Aduh GUSTI....... Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hambaMU yang satu ini. HambaMU yang Miskin Harta tapi dia kaya Iman. Seperti bergetar bumi ini setelah mendengan niat dari ibu ini. Rasanya saya sudah tidak sanggup lagi berlama-lama berada disitu. Saya langsung pamit meninggalkan kebahagiaan penuh keimanan mereka bertiga.

“Bang nih ongkos bajajnya.!, panggil si Ibu, “sudah bu cukup, biar ongkos bajaj saya yang bayar. Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah, karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan saya dengan hambaNYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya. (sumber : inspirasihati.com)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Nasir Diminta Maju di Pilkada 2013

00.22 | , |

Leuwimunding Majalengka - Ada hal menarik dalam pelaksanaan reses Wakil Ketua DPRD Majalengka, Nasir, S.Ag di halaman pondok pesantren An-Nawawi Leuwimunding, Sabtu siang (22/10/11). Di tengah-tengah sessi dialog jaring aspirasi itu, tiba-tiba sekitar 9 orang peserta reses maju ke depan menyampaikan permintaan agar Nasir bersedia maju menjadi calon Bupati Majalengka pada pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) tahun 2013 mendatang.

"Atas nama masyarakat Leuwimunding, kami meminta kesediaan bapak untuk maju menjadi Bupati Majalengka pada pemilukada 2013 yang akan datang. Sudah saatnya PKB memimpin Majalengka", ucap juru bicara, H. Rofikin, SH disambut tepuk tangan hadirin.

Dikatakannya, Majalengka ke depan membutuhkan pigur pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan pembangunan fisik dan mental spiritual, jasmani dan rohani, jujur, sederhana, berpolitik santun tidak arogan, dan mengayomi semua golongan. "Syarat-syarat itu semuanya sudah ada pada diri Bapak. Kami siap lahir dan batin, tenaga, pikiran dan materi untuk mendukung Bapak menjadi Bupati Majalengka", tegasnya.
"Kami sangat tidak setuju, jika Bapak berpasangan dengan orang yang borangan (penakut, red), yang  sama  gambar baligho Bapak saja dia sudah ketakutan", pungkasnya disambut gelak ketawa hadirin.

Menjawab permintaan itu, Nasir hanya tersenyum. Menurutnya, persoalan pemilkada 2013 membutuhkan kajian yang konferehensif di tubuh partai. Dirinya sebagai Ketua DPC PKB Majalengka saat ini telah menugaskan lembaga khusus, yakni Desk Pemilukada untuk melakukan kajian tersebut. Namun Nasir juga mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi aspirasi warga Kecamatan leuwimunding ini.
"Secara pribadi saya mengucapkan terimakasih atas dukungan ini. Sebagai kader saya selalu siap ditugaskan  di manapun. Aspirasi ini tentunya akan menjadi masukan yang berharga bagi Desk Pemilukada yang telah dibentuk DPC PKB Majalengka", katanya.

Ketua DPAC PKB Kecamatan leuwimunding, Diding Rosyidin, S.Sos, saat dimintai komentarnya usai acara reses mengaku terharu dan bersyukur kader-kader PKB di wilayahnya masih militan dan bersemangat, walaupun beberapa waktu yang lalu diterpa badai issu negatif terhadap Ketua Umum DPP PKB A. Muhaiminn Iskandar.
"Alhamdulillah, hari ini saya melihat militansi dan semangat kesetian kader-kader PKB tetap begitu besar, walaupun beberapa waktu yang lalu PKB diterpa issu negatif di tingkat pusat", ujar politisi asal Desa Heuleut Kecamatan Leuwimunding ini.

Ditanya kesiapan PKB Majalengka menghadapi pemilukada 2013, anggota Desk Pemilukada PKB Majalengka ini mengaku optimis PKB akan memenangkan pesta demokrasi lima tahunan itu. Pasalnya kader-kader PKB dan warga nahdhiyyin di Majalengka saat ini sudah merindukan pemimpin Majalengka berasal dari kader NU dan PKB. Selain itu, lembaga Desk Pemilukada saat ini tengah mempersiapkan rencana strategis dan persiapan lainnya guna memenangkan pemilukada mendatang.

"Berdasarkan pantauan Desk Pemilukada di daerah-daerah, warga NU dan PKB sangat solid jika PKB Majalengka mengajukan calon dari kadernya. Kami optimis, PKB Majalengka dapat memenangkan Pemilukada mendatang", katanya.

Sementara itu, kegiatan reses dihadiri sekitar 130 orang. Tampak hadir anggota dewan syura DPC PKB Majalengka, KH. Zainuddin Dimyati, Sekretaris Drs. Abdul Muin, Wakil Sekretaris Aan Subarhan dan Achmad Cece Ashfiyadi, Rois syuriyah MWC NU Kecamatan leuwimunding K. Maman Fathurrahman dan sejumlah pengurus PKB dan NU lainnya. Dari kalangan pemerintahan, hadir sejumlah kepala desa dan pengurus BPD. Sementara Camat Leuwimunding yang juga diundang dalam kegiatan kunjungan kewilayahan ini tidak nampak hadir hingga acara usai. (AS/Radar Cirebon)